Blogroll

30 Jan 2013

BI Yakin Sektor Perbankan Tumbuh Hingga 23 persen

Bank Indonesia mencatat geliat perbankan di Jawa Timur akan terus mengalami peningkatan. Hal itu terbukti dari peningkatan  total aset, kredit hingga penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) bank umum yang cukup naik di tahun 2012 lalu yakni naik sekitar 16,39%.

Hal yang lebih menggairahkan lagi, rasio kredit non lancar atau Non Performance Loan (NPL) bisa ditekan pada level 2,6%, sehingga perbankan umum, syariah bahkan BPR masih memiliki optimisme yang cukup tinggi untuk berbisnis di Jatim.

Besarnya antusias perbankan itu juga tercermin dari jumlah bank umum di wilayah Jawa Timur yang hingga akhir tahun 2012 tercatat sebanyak 80 bank dengan jumlah jaringan kantor sebanyak 3.468 kantor. Total aset pun mengalami pertumbuhan sebesar 17,3 % dibandingkan tahun 2011 lalu, dengan total aset mencapai Rp 353,59 triliun.

"Tabungan, giro dan deposito atau DPK pun semakin meningkat sampai  akhir tahun 2012, DPK bank umum di Jatim tercatat Rp 289,08  triliun atau tumbuh sebesar 16,39 %," ungkap Soekowardojo, Direktur Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV di Surabaya, Rabu (30/1/2013).

Dimana sumbangan DPK terbesar berasal dari simpanan tabungan yang mencapai 21,91% dengan nominal sebesar Rp 134,21 triliun. Sedangkan giro dan deposito menyumbang 20,71% dan 8,50%. Tingginya simpanan tabungan seiring dengan upaya perbankan untuk memperoleh dana murah serta pilihan masyarakat untuk menyimpan dana dalam bentuk simpanan yang sewaktu-waktu dapat ditarik.

Penyaluran kredit juga tak kalah signifikannya, dimana total penyaluran kredit semua bank di Jatim mencapai Rp 239,48 triliun. Besarnya pertumbuhan kredit tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (Desember 2011) yang tercatat sebesar 22,18%.

"Penyaluran kredit bank umum masih didominasi oleh kredit sektor produktif yakni untuk modal kerja dengan proporsi sebesar 58,26%. Baru kemudian untuk kredit konsumsi dan investasi dengan proporsi kredit masing-masing sebesar 27,66% dan 14,08%," jelas Soeko.

Membaiknya fungsi intermediasi perbankan Jawa Timur juga dapat dilihat dari kenaikan Loan to Deposit Ratio (LDR) dari sebesar 76,35% pada bulan Desember 2011 menjadi sebesar 82,84% pada bulan Desember 2012. Hal itu didukung oleh rendahnya risiko kredit yang tercermin dari cukup rendahnya rasio kredit non lancar atau Non Performance Loan (NPL) pada level 2,6%.

Peran perbankan di Jatim dalam mendukung pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang tercermin dari penyaluran Kredit UMKM hingga Desember 2012 secara umum juga menunjukkan peningkatan. Tercatat penyaluran kredit UMKM oleh bank umum di Jawa Timur mencapai Rp 68,53 triliun, atau tumbuh sebesar 9,93% dibandingkan tahun 2011. Angka NPL  kredit UMKM yang disalurkan dapat terjaga di kisaran 3,63%.

"Adapun proporsi penyaluran Kredit UMKM terbesar adalah pada Bank Pemerintah dengan prosentase mencapai 54,89%, disusul kemudian dengan bank swasta dan bank asing dengan prosentase masing-masing sebesar 43,53% dan 1,58%," tandasnya.

Soeko memprediksi, pertummbuhan kredit perbankan masih akan tumbuh dengan cukup baik. Dengan pertumbuhan ekonomi Jatim sampai 7,3%. maka sektor perbankan pun akan tumbuh sekitar 23% atau lebih.

0 kritik dan saran:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Blogger Theme by Lasantha - Premium Blogger Templates | Affiliate Network Reviews